Minggu, 16 September 2007

MUSA Dan KHIDIR

MUSA adalah nabi yang paling banyak disebut nama dan kisahnya dalam alQur'an. Lebih dari 125 nama Musa tercantum di dalamnya. Tentu kita bertanyakenapa Allah mengistimewakan Musa as dari nabi-nabi yang lain? Dan kenapakisah nabi Musa merupakan kisah yang terbanyak disebut dalam al Quran?. Pertama, nabi Musa as merupakan lima dari para nabi yang memiliki sifat Ulil'Azmi yang menurut urutanya menduduki martabat kedua setelah nabi kitaMuhammad saw. Kedua, sesungguhnya Allah telah memilih dan mengistimewakan Musa as lebihdari manusia yang lain di masanya atau di zamannya untuk membawa risalah Nyadan untuk berbicara langsung dengan Nya. Allah berfirman: "Dan Aku telahmemilih kamu, maka dengarkanlah apa yang akan diwahyukan kepadamu" suratThaha ayat 13 Ketiga, Allah berfirman dalam al Quran " Dan Allah telah berbicara kepadaMusa dengan langsung" an Nisaa' 164. Ini merupakan keistimewaan dankelebihan yang diberikan Allah kepada nabi Musa as. Oleh karena itu ia telahdiberi gelar "Kalimullah", yang artinya bahwa Musa as telah mendapat wahyulangsung dari Allah tidak melalui perantaraan Jibril as, sedang rasul-rasulyang lain mendapat wahyu melalui perantaraan Jibril. Adapun nabi kitaMuhammad saw melebihi nabi Musa as dan nabi nabi yang lainnya, karenadisamping beliau telah mendapat wahyu melalui Jibril as, pula beliau telahbertemu muka dan berbicara secara langsung dengan Allah pada malam hari diwaktu Mi'raj Keempat, Allah telah melimpahkan kasih sayang kepada nabi Musa as dari mulailahirnya dan selalu mendapat pengawasa Nya. Allah berfirman dalam suratThaha ayat 39 "Dan aku telah melimpahkan kepadamu kasih sayang yang datangdariKu dan supaya kamu diasuh dibawah pengawasan Ku" Selain dari yang disebut di atas, Allah telah membeberkan kisah nabi Musadan Khidhir dalam kitab suci al Qur'an. Dalam kisah Musa dan Khidhir, Allahhendak menunjukkan pada kita risalah pematangan rohani kekasih-Nya, NabiMusa AS. Agar nabi yang diistimewakan dan cemerlang kecerdasan otaknya itujuga menjadi hamba yang cemerlang kecerdasan batinnya hingga ia pun-sepertihalnya Nabi Khidir as - cekatan memahami suatu tindakan, peristiwa, dansegenap kenyataan hidup yang terbentang di depan mata. Juga, dilain fihak,Allah mengajarkan kepada Musa kenyataan rutin dalam hidup sehari-hari,dengan bahasa batin, bahasa hati, bahasa jiwa bukan dengan bahasa mulut ataubahasa lisan yang bisa memutar balikan kata kata. Nabi Khidir as di sinidisuruh Allah memainkan peran sebagai guru tarekat, guru rohani, bagi NabiMusa as untuk mengajarkan kepadanya hakikat hidup.Singkatnya, saya tidak akan bawakan kisah nabi Musa as dan Khidhir as secararinci, karena kisah mereka sudah banyak diketahui dan sangat luas tidakcukup dibeberkan dalam beberapa lebar kertas. Akan tetapi disini, saya akanbawakan perjalanan terakhir nabi Musa as dan Khidhir as, disaat merekaberjalan dan tiba di satu kampung di mana penduduk kampung itu tidak adayang ingin menjamu merekaAllah berfirman dalam kitab suci: "Maka keduanya berjalan hingga tetkala keduanya sampai kepada penduduk suatunegeri mereka minta dijamu kepada penduduk negeri itu tetapi penduduk negeriitu tidak mau menjamu mereka. Kemudian keduanya mendapatkan dalam negeri itudinding rumah yang hampir roboh maka Khidhir menegakkan dinding itu. Musaberkata : jikalau kamu mau, niscaya kamu mengambil upah untuk itu. Khidirberkata : inilah perpisahan antara aku dengan kamu, aku akan memberitahukankepadamu tujuan perbuatan-perbuatan yang kamu tidak dapat sabar terhadapnya"surat al-KahfiAyat di atas, menurut kisahnya, nabi Musa as dan Khidhir as berjalanbersama-sama sehingga tiba ke suatu kampung dimana penduduknya pelit dankikir. Semua tidak ada yang mau menjamu mereka, semua menutup pintu menolakmenerima mereka sebagai tamu asing di kampung itu.Pelit dan kikir disini bukan hanya dalam harta dan benda. Akan tetapi pelitdan kikir sangat luas, bisa pula diartikan pelit dan kikir dalambermu'amalat sesama manusia, pelit dan kikir dalam tindakan dan perilaku,pelit dan kikir dalam sapa dan nyapa. Karena agama diturunkan bukan hanyauntuk solat dan puasa, bukan pula hanya untuk duduk di atas sejadah atau didalam masjid, akan tetapi agama sangat luas dan lebar, salah satudiantaranya, agama juga diturunkan untuk bermu'amalat sesama manusia. "AddinMu'amalah", begitulah sabda nabi kita Muahammad saw.Nabi kita Muhammad bersabda "tidak berkumpul kekikiran dan keimanan di satuhati"Tetkala Allah menciptakan surga Firdaus yang mengalir di dalamnya sungaisungai, dan tertanam di dalamnya pepohonan yang indah, Dia pun berkatakepada surga Nya "Wahai surga berkatalah dengan seizin Ku". Surgapun berkata"Sesungguhnya beruntunglah orang orang yang beriman". Lalu Allah menegaskankepada surga "Dengan kekuasaan dan kebesaran Ku, orang pelit dan kikir tidakbisa sama sekali mendapingimu" Cerita tetang pelit dan sombong, saya jadi teringat dengan kisah seorangkaya dari bani Israil yang sedang duduk makan siang bersama-sama istrinya.Di atas meja tersedia segala macam hidangan diantaranya ada ayam panggang.Tiba tiba seorang pengemis datang mengetuk pintu. Istrinya pun berkatakepada suaminya "Pak! Ada pengemis di depan rumah, kasiahan pak. Apakah kitabersedekah kepadanya dengan sepotong ayam panggang? Sang suami tiba-tibamembentaknya "Jangan! usirlah pengemis itu dari depan rumah!.Dunia pun berputar, hari berganti hari, bulan berubah menajdi tahun. Si kayayang digenangi dengan segala macam kenikmatan berobah menjadi miskin. Istrikesayanganya ditalaknya. Setelah ditalak sang istri kawin lagi denganseorang laki laki kaya. Kemuadian terulang lagi peristiwa sang istri makansiang bersama-sama suaminya yang baru. Tentu di atas meja terhidang segalamacam makanan, dan tidak ketinggalan pula terdapat seporsi ayam panggang.Tiba tiba seorang pengemis datang mengetuk pintu meminta makanan. Sang suamiberkata kepada istrinya dengan penuh rahmah: "Ambilah sepiring nasi dansepotong ayam panggang sebagai lauknya, berikanlah kepada pengemis itu".Setelah nasi dan ayam panggang diberikan kepada si pengemis, sang istri punmenangis. Suaminya sangat heran dan bertanya: "kenapa dik kamu menangis?Apakah kamu marah karena aku memberi pengemis itu nasi dan ayam panggang?".Istrinya menjawab: " tidak pak, tidak sama sekali, akan tetapi aku menangiskarena ada sesuatu yang sangat ganjil dan ajaib". Sang suami jadi penasaraningin tahu apa yang ganjil dan ajaib itu. Ia pun bertanya: "Bu, apa geranganyang ganjil dan ajaib itu? ". Istrinya menjawab: "Apakah kamu tahu siapapengemis yang datang di depan pintu tadi? Sesungguhnya ia adalah suamikuyang pertama". Mendengar ulasan sang istri, sang Suami segra berkata kepadaistrinya "Apakan kamu tahu siapa aku sebenarnya? Sesungguhnya aku adalahpengemis pertama yang datang dulu ke rumahmu".Subhanallah, Itulah dunia. Makanya janganlah sekali-kali menghina ataumeremehkan seseorang, kemungkinan penghinaan itu bisa berbalik kepada diripenghina. Tuhan memberi rahmah kepada orang yang dihina dan sebaliknyadiberikan kutukan dan musibah kepada penghina. Janganlah menghina orangmiskin, orang bodoh, orang lemah siapa tahu Allah mengangkat derajatnya dikemudian hari, dan dijadikan penghina menjadi terhina dihadapanya. Dunia ituberputar, sesaat ia berada diatas dan sesaat lagi berada di bawah. Kalau iasedang berada di atas jangalah sombong, angkuh dan bangga, sebaliknya kalauia berada di bawah jangalah gelisah atau putus asa. Sesungghunya di langititu ada kerajaan yang Maha Besar, tertulis di depan pintun gerbangya: "DanKami tidaklah lengah terhadap ciptaan Kami" almu'minun 17" Katakanlah : Ya Allah yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaankepada orang yang Engkau kehendaki dan Engaku cabut kerajaan dari orang yangEngkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkauhinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan.Sesungguhnya Engkau maha kuasa atas segala sesuatau. Engkau masukkan malamkedalam siang dan Engkau masukan siang kedalam malam. Engkau keluarkan yanghidup dari yang mati, dan Engkau keluarkan yang mati dari yang hidup. DanEngkau beri rizki siapa yang Engkau kehendaki tampa batas " al-QuranMaka,"Cintailah yang dibumi agar yang di langit mencitaimu" Wallahu'alam

Oleh :Hasan Husen Assagaf
Disunting Oleh : Ladoraca

Keluarkan Dunia Dari Hatimu

Mengikuti Pengajian Syeikh Abdul Qadir al-JilanyPagi, Bulan Dzul Qa’dah, 545 H. di MadrasahnyaAda yang bertanya, bagaimana caranya saya agar bisa mengeluarkan dunia dari hati saya?Caranya? lihatlah bagaimana mondar-mandirnya, problematisnya dunia melalui para pecinta dunia dan generasi duniawi, bagaimana dunia membuat mereka terpedaya dan terekayasa, membuat mereka alpa dan menyeret mereka di belakang dunia, hingga dunia menumpuk di punggung mereka, memamerkan keajaibannya, dan kemewahannya.Diantara mereka ada yang gembira, menikmati fasilitas dunia, hidupnya penuh dengan kecukupan dan banyak orang yang menghambakan pada dunia. Dan pundit-pundi dunia seperti sesuatu yang terikat di atas leher dan kepala mereka, tiba-tiba runtuh, hancur dan luluh lantah seketika. Dunia hanya terkekeh-kekeh menertawai mereka, sedangkan Iblis ada di sisinya tertawa bersama-sama dengan dunia.Inilah sebuah aktivitas yang dikerjakan para raja, para penguasa, orang-orang kaya sejak zaman Nabi Adam dulu sampai besok hari kiamat. Dunia yang membuat mereka melambung namanya, tetapi juga menyungkurkan derajatnya. Dunia yang membuat mereka maju tetapi sekaligus terpental mundur ke belakang. Dunia yang membuat mereka kaya sekaligus membuat mereka jadi sangat miskin. Yang paling langka diantara mereka, justru yang selamat. Karena dia bias mengalahkan dunia bukan dikalahkan dunia. Mereka tertolong dan terselamatkan Dari kejahatan duniawi. Dan mereka tergolong sangat terhitung jari. Mereka selamat dan tertolong karena mereka mengenal watak dunia, dan sangat kuat dalam mewaspadai tipudayanya.Wahai penanya, jika anda bias memandang dengan kedua matahatimu pada cacat-cacat dunia, engkau bias mengeluarkan dunia dari dalam hatimu. Namun bila engkau memandang dengan bola matamu engkau akan sibuk dengan pesonanya, dan segala cacat dunia akan tertutup, sehingga kamu tidak mampu mengeluarkan dunia dari hatimu, engkau tidak mampu zuhud dari dunia, dan engkau malah dibunuh dunia sebagaimana orang lain membunuhmu.Perangilah dirimu sendiri sampai dirimu meraih ketentraman. Bila engkau meraih ketentraman, dunia akan tampak cacat-cacatnya dan anda pun zuhud dari dunia. Ketentramannya terletak pada sikap hati yang menerima, dan sikap berselaras pada sirr (rahasia hati), dan jiwamu patuh pada keduanya atas apa yang diperintah dan dilarang oleh hati dan sirr. Anda menerima pemberiaan atau halangannya sekali pun. Itulah jiwamu akan tenteram pada qalbumu. Engkau akan melihat mahkota ketaqwaan dan kedekatan kepadaNya.Karena itu hendaknya anda tetap teguh beriman yang benar, meninggalkan kedustaan, dan meninggalkan kontra dengan para Sufi. Jangan sampai kalian menentangnya, karena para Sufi adalah para penguasa dunia dan akhirat, mereka adalah para penguasa kedekatan Ilahi, karena mereka menguasai segala hal selain Allah.Allah ta'ala telah mencukupi kaum Sufi dengan memenuhi hatinya untuk dekat kepadaNya, bermesraaan dalam kegembiraan cinta, dengan kemuliaan dan cahayaNya, kaum Sufi tidak menghiraukan orang yang memiliki dan memakan dunia, tidak memandang generasinya awal dan akhirnya, bahkan kehancurannya. Mereka menjadikan Allah Ta'ala sebagai pandangan mata rahasia batinnya. Mereka beribadah bukan karena takut akan kehancuran, tidak pula karena harapan memiliki, karena mereka diciptakan hanya untukNya, abadi bersamaNya, karena Allah menciptakan mereka sesuatu yang tidak anda ketahui. Allah berbuat sekehendakNya.Sementara orang munafik itu ketika bicara malah berdusta, ketika berjanji malah menipu, ketika diberi amanah malah khianat. Siapa yang bebas dari ketiga karakter ini - sebagaimana dalam hadits Nabi SAW - berarti bebas dari kemunafikan.Pekerti inilah yang membedakan antara Mu'min dan Munafik, maka raihlah sebagai cermin apakah dirimu itu munafik atau m'min, apakah dirimu bertauhid apakah musyrik. Dunia secara keseluruhan adalah fitnah dan sangat menghabiskan kesibukan, kecuali jika anda punya niat pada dunia untuk kemashlahatan akhirat. Bila niat benar maka semuanya akan menjadi ukhrawi. Jangan sampai nikmat ini semua sunyi dari syukur kepada Allah. Karena itu ikatlah nikmat Allah dengan syukur kepadaNya. Syukur kepada Allah Ta'ala dengan berterimakasih kepadaNya. Syukur itu sendiri ada dua macam.Pertama: memanfaatkan nikmat untuk ketaatan dan menolong orang miskin;Kedua; mengakui penuh bahwa yang memberi nikmat adalah Allah Ta'ala, dan berterimakasih kepadaNya. (bersambung)..

Disunting Oleh :
Ladoraca

Mata Hati

Mata Hati

Apabila engkau ingin melihat Allah dengan matahati keimanan dan keyakinan sepanjang waktu, maka engkau harus senantiasa syukur terhadap nikmat-nikmat Allah dan ridha terhadap ketentuan-ketentuan-Nya."Dan nikmat apa saja yang datang kepadamu, maka dari Allah-lah(datangnya), dan bila kamu ditimpa kemudharatan, maka hanya kepada-Nya-lah kamu memohon pertolongan."(QS. An-Nahl: 53)Apabila engkau inginkan suatu pergantian yang jauh dan dirimu atau darimu, maka sembahlah Allah atas dasar kecintaan, bukan atas dasar perniagaan (ingin balasan pahala atau takut neraka), juga atas dasar ma 'rifat melalui pengagungan dan mawas diri.Bashirah (matahati) itu seperti mata indera, manakala ada sesuatu yang jatuh pada mata itu, akan terganggu pandangannya walaupun tidak sampai membutakan. Suatu bisikan buruk bisa mengaburkan pandangan hati dan mengotori pikiran. Sementara keinginan pada keburukan itu akan menghapus kebajikan Manakala seseorang melakukan tindakan seperti itu, pemiliknya akan kehilangan andil dalam Islam yang dimilikinya karena hasrat mendatangkan kontranya.Apabila keburukan itu terus menerus menetap andil Islamnya akan runtuh satu persatu. Apabila kenyataan demikian menimpa para imam agama dan para pemimpin dhalim, mereka akan sangat mencintai dunia dan kedudukan duniawi, disbanding akhirat. pada saat demikian itu, hilanglah seluruh ke-lslamannya.Karena itulah engkau jangan tertipu oleh indikasi yang bersifat lahiriah. Sebab indikator seperti itu tidak memiliki ruh. Sedangkan Ruhul Islam adalah mencintai Allah dan Rasulnya, serta mencintai akhirat, dan mencintai hamba-hamba-Nya yang saleh. Pusat segala sesuatu dalam sifat-sifat adalah terpusatnya ketika wujudnya belum ada. Lalu lihatlah, apakah engkau melihat mata, di mana? Atau engkau melihat jagad ini ada, bahkan apakah engkau melihat suatu perkara itu cacat? begitu pula setelah semua itu ada.Kebutaan matahati itu dalam tiga hal: Pertama, mengarahkan fisik ini pada perbuatan maksiat kepada Allah. Kedua, bermain-main dalam ketaatan kepada Allah, dan Ketiga, tamak terhadap makhiuk Allah. Siapa saja yang mengaku memiliki matahati, sementara ada satu unsur dari ketiga unsur tersebut dalam dirinya, maka hatinya dihadapkan pada asumsi-asurnsi hawa nafsu dan waswas syetan. (Sulthanul Auliya 'Syeikh Abul Hasan Asy-Syadzili)Janganlah membuatmu ragu pada janji Allah, ketika doa yang dijanjikan ijabahnya oleh Allah itu tidak kunjung tiba, walaupun, sangat jelas bahwa engkau yakin tibanya janji itu pada saat yang ditentukan. Hal demikian, agar engkau tidak melukai matahatimu dan meredupkan cahaya rahasia batinmu.(Ibnu Athaillah as-Sakandari).

Disunting Oleh :
Ladoraca

Rabi'ah Al-Adawiah

Mengenal Allah dengan Cinta

Suatu ketika, Rabiah al-Adawiyah makan bersama dengan keluarganya. Sebelum menyantap hidangan makanan yang tersedia, Rabi’ah memandang ayahnya seraya berkata, “Ayah, yang haram selamanya tak akan menjadi halal. Apalagi karena ayah merasa berkewajiban memberi nafkah kepada kami.” Ayah dan ibunya terperanjat mendengar kata-kata Rabi’ah. Makanan yang sudah di mulut akhirnya tak jadi dimakan. Ia pandang Rabi’ah dengan pancaran sinar mata yang lembut, penuh kasih. Sambil tersenyum, si ayah lalu berkata, “Rabi’ah, bagaimana pendapatmu, jika tidak ada lagi yang bisa kita peroleh kecuali barang yang haram?” Rabi’ah menjawab: “Biar saja kita menahan lapar di dunia, ini lebih baik daripada kita menahannya kelak di akhirat dalam api neraka.” Ayahnya tentu saja sangat heran mendengar jawaban Rabi’ah, karena jawaban seperti itu hanya didengarnya di majelis-majelis yang dihadiri oleh para sufi atau orang-orang saleh. Tidak terpikir oleh ayahnya, bahwa Rabi’ah yang masih muda itu telah memperlihatkan kematangan pikiran dan memiliki akhlak yang tinggi (Abdul Mu’in Qandil).Penggalan kisah di atas sebenarnya hanya sebagian saja dari kemuliaan akhlak Rabi’ah al-Adawiyah, seorang sufi wanita yang nama dan ajaran-ajarannya telah memberi inspirasi bagi para pecinta Ilahi. Rabi’ah adalah seorang sufi legendaries. Sejarah hidupnya banyak diungkap oleh berbagai kalangan, baik di dunia sufi maupun akademisi. Rabi’ah adalah sufi pertama yang memperkenalkan ajaran Mahabbah (Cinta) Ilahi, sebuah jenjang (maqam) atau tingkatan yang dilalui oleh seorang salik (penempuh jalan Ilahi). Selain Rabi’ah al-Adawiyah, sufi lain yang memperkenalkan ajaran mahabbah adalah Maulana Jalaluddin Rumi, sufi penyair yang lahir di Persia tahun 604 H/1207 M dan wafat tahun 672 H/1273 M. Jalaluddin Rumi banyak mengenalkan konsep Mahabbah melalui syai’ir-sya’irnya, terutama dalam Matsnawi dan Diwan-i Syam-I Tabriz.Sepanjang sejarahnya, konsep Cinta Ilahi (Mahabbatullah) yang diperkenalkan Rabi’ah ini telah banyak dibahas oleh berbagai kalangan. Sebab, konsep dan ajaran Cinta Rabi’ah memiliki makna dan hakikat yang terdalam dari sekadar Cinta itu sendiri. Bahkan, menurut kaum sufi, Mahabbatullah tak lain adalah sebuah maqam (stasiun, atau jenjang yang harus dilalui oleh para penempuh jalan Ilahi untuk mencapai ridla Allah dalam beribadah) bahkan puncak dari semua maqam. Hujjatul Islam Imam al-Ghazali misalnya mengatakan, “Setelah Mahabbatullah, tidak ada lagi maqam, kecuali hanya merupakan buah dari padanya serta mengikuti darinya, seperti rindu (syauq), intim (uns), dan kepuasan hati (ridla)”.Rabi’ah telah mencapai puncak dari maqam itu, yakni Mahabbahtullah. Untuk menjelaskan bagaimana Cinta Rabi’ah kepada Allah, tampaknya agak sulit untuk didefinisikan dengan kata-kata. Dengan kata lain, Cinta Ilahi bukanlah hal yang dapat dielaborasi secara pasti, baik melalui kata-kata maupun simbol-simbol. Para sufi sendiri berbeda-beda pendapat untuk mendefinisikan Cinta Ilahi ini. Sebab, pendefinisian Cinta Ilahi lebih didasarkan kepada perbedaan pengalaman spiritual yang dialami oleh para sufi dalam menempuh perjalanan ruhaninya kepada Sang Khalik. Cinta Rabi’ah adalah Cinta spiritual (Cinta qudus), bukan Cinta al-hubb al-hawa (cinta nafsu) atau Cinta yang lain. Ibnu Qayyim al-Jauziyah (691-751 H) membagi Cinta menjadi empat bagian.Pertama, mencintai Allah. Dengan mencintai Allah seseorang belum tentu selamat dari azab Allah, atau mendapatkan pahala-Nya, karena orang-orang musyrik, penyembah salib, Yahudi, dan lain-lain juga mencintai Allah. Kedua, mencintai apa-apa yang dicintai Allah. Cinta inilah yang dapat menggolongkan orang yang telah masuk Islam dan mengeluarkannya dari kekafiran. Manusia yang paling Cintai adalah yang paling kuat dengan cinta ini.Ketiga, Cinta untuk Allah dan kepada Allah. Cinta ini termasuk perkembangan dari mencintai apa-apa yang dicintai Allah.Keempat, Cinta bersama Allah. Cinta jenis ini syirik. Setiap orang mencintai sesuatu bersama Allah dan bukan untuk Allah, maka sesungguhnya dia telah menjadikan sesuatu selain Allah. Inilah cinta orang-orang musyrik.Pokok ibadah, menurut Ibnu Qayyim, adalah Cinta kepada Allah, bahkan mengkhususkan hanya Cinta kepada Allah semata. Jadi, hendaklah semua Cinta itu hanya kepada Allah, tidak mencintai yang lain bersamaan mencintai-Nya. Ia mencintai sesuatu itu hanyalah karena Allah dan berada di jalan Allah.Cinta sejati adalah bilamana seluruh dirimu akan kau serahkan untukmu Kekasih (Allah), hingga tidak tersisa sama sekali untukmu (lantaran seluruhnya sudah engkau berikan kepada Allah) dan hendaklah engkau cemburu (ghirah), bila ada orang yang mencintai Kekasihmu melebihi Cintamu kepada-Nya. Sebuah sya’ir mengatakan:Aku cemburu kepada-Nya,Karena aku Cinta kepada-Nya,Setelah itu aku teringat akan kadar Cintaku,Akhirnya aku dapat mengendalikan cemburukuOleh karena itu, setiap Cinta yang bukan karena Allah adalah bathil. Dan setiap amalan yang tidak dimaksudkan karena Allah adalah bathil pula. Maka dunia itu terkutuk dan apa yang ada di dalamnya juga terkutuk, kecuali untuk Allah dan Rasul-Nya